Film : Sang Pencerah

September 21, 2010
Sejak Liburan lebaran kemarin suamiku udah kepengeeen banget ajakin nonton film Sang Pencerah, tapi karena ga ada asisten yang jaga anak-anak di rumah yaa akhirnya baru ada waktu untuk nonton semalam. Aku juga lagi sibuk kerjain website baru juga siiih -)

Bukan karena latah ikut2an komentar semua orang tetang film ini yang baguuuuss tapi suamiku hobby nonton apalagi film indonesia yang berbobot ceritanya ;-) Sekarang kan film di indonesia udah banyak yang bagus-bagus loh. Kita harus bangga dengan film indonesia ;-)

Nih yaa aku share ringkasan cerita film Sang Pencerah ...

Cerita diawali lahirnya seorang bayi laki-laki di Kauman, bernama Darwis ( Ihsan Indonesia Idol). Tumbuh remaja dia banyak melihat tradisi/budaya sesajen berbaur agama Islam yang menurutnya dapat menyesatkan. Kemudian Darwis berangkat ke tanah suci di usia 15 tahun. Pak de-nya (Sudjiwo Tedjo) menyarankan jika berangkat ke tanah suci sebaiknya membawa perubahan untuk Kauman. Sepulang dari Mekkah, Darwis mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan (Lukman Sardi) dan menikah dengan Siti Walidah (Zaskia Adya Mecca). Seorang pemuda usia 21 tahun yang gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang melenceng ke arah Bid'ah/sesat.

Yang menarik disini .. ketika salah satu murid Ahmad Dahlan bertanya : Apa itu agama?? Kemudian Ahmad Dahlan memainkan biola, semua terpesona dan terlena dengan alunan lagu dari suara biola. Salah satu dari muridnya diminta untuk memainkan biola-nya dan suara dari biola tersebut tidak bagus seperti Ahmad Dahlan. Dijelaskan Ahmad Dahlan bahwa agama itu indah. Kalau kita tidak mempelajari dengan benar maka kita menjadi resah/gundah dan menjadi tertawaan orang ;-) Belajar agama itu butuh proses.

Bagi Ahmad Dahlan kemiskinan disebabkan karena kebodohan. Berangkat dari gagasan itulah maka laki-laki putra Khatib Masjid Besar Kauman itu memulai kiprahnya. Melalui Langgar / surau-nya Ahmad Dahlan mengawali pergerakan dengan mengubah arah kiblat yang salah di Masjid Besar Kauman yang mengakibatkan kemarahan seorang kyai penjaga tradisi, Kyai Penghulu Kamaludiningrat (Slamet Rahardjo) dan para kyai fanatik. Sehingga surau Ahmad Dahlan dirobohkan karena dianggap mengajarkan aliran sesat. Aku sedih nih pas adegan ini ;-((


Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai Kafir hanya karena membuka sekolah yang menempatkan muridnya duduk di kursi seperti sekolah modern Belanda. Yang lucu ada kyai datang dari Magelang, kyai marah-marah karena melihat kursi di sekolah Ahmad Dahlan buatan orang kafir. Ahmad Dahlan bertanya kepada kyai ; "dari Magelang naik apa? jalan kaki?" Dijawab oleh kyai : " hanya orang bodohlah yang jalan kaki dari Magelang ke Jogjakarta hahahha". Ahmad Dahlan menjawab kembali kalau kereta api juga buatan orang kafir (Belanda). Langsung deh kyai ngaciiiir pulang hehhehhe


Ahmad Dahlan merubah penampilannya seperti orang Eropa (Belanda). Karenanya, Islam dipandang sebagai agama mistik dan tahayul oleh kalangan Eropa (Belanda) dan kaum modern. juga dituduh sebagai kyai Kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan cendekiawan Jawa di Boedi Utomo. Tapi tuduhan tersebut tidak membuat pemuda Kauman itu surut. Melalui suraunya Ahmad Dahlan membuka sekolah yang menyadarkan bahwa Islam tidak hanya berkutat soal tauhid, tetapi juga mampu memperbaiki kesejahteraan masyarakat melalui pendidikan.

Dengan ditemani isteri tercinta, Siti Walidah (Zaskia Adya Mecca) dan lima murid murid setianya : Sudja (Giring Nidji), Sangidu (Ricky Perdana), Fahrudin (Mario Irwinsyah), Hisyam (Dennis Adishwara) dan Dirjo (Abdurrahman Arif), Ahmad Dahlan membentuk organisasi Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai dengan perkembangan zaman. Sang pencerah memberi pesan pada peran sosial, moral dan pendidikan Muhammadiyah (para pengikut Nabi Muhammad yang bersumber dari pencipta segala yang ada, Allah SWT).

Peran Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah dimainkan pas sekali oleh Lukman Sardi dan Zaskia Adya Mecca. Detail emosi dibangun secara detail dan manusiawi oleh Hanung. Dalam kesabarannya, Ahmad Dahlan digambarkan putus asa, marah, dan sedih hingga menangis. Adegan ini serta merta bisa membuat penonton meleleh.

Filmnya bagus dan bisa memberikan penguatan dan semangat baru bagi kita yang hadir kemudian. Terlebih lagi melihat kondisi beragama masyarakat Indonesia akhir2 ini yang sering bersinggungan satu sama lain. Film ini bisa menjadi guru buat kita mau menjalankan agama dengan hati dan belajar menghargai perbedaan..

2 comments:

Powered by Blogger.